Kamis, 11 Desember 2008

Al-Qur'an yang Mulai Ditinggalkan

AL QURAN YANG DITINGGALKAN(AlFikrah No.15 Tahun VIII/28 Syawal 1428H)
Idul Fitri, 1 Syawal yang menandai berakhirnya Syahrul Qur'an, berlalu belum lagi sebulan. Bekas-bekasnya pun masih terlihat. Pakaian baru, perabot baru, bahkan aneka makanan ringan pun masih berderet di rak-rak makanan.
Namun, berbeda dengan Ramadhan, masih adakah yang tersisa dari bulan suci ini? Kepergiannya seolah tak meninggalkan bekas. Masjid-masjid kembali sepi dari jamaah. Tempat-tempat maksiat kembali disesaki oleh jiwa-jiwa yang sakit. Fakir miskin kembali terlantar. Dan Al Qur'an yang banyak dibaca, kembali tak dilirik.
Beginilah kita! Seolah-olah, shalat berjamaah di masjid hanya ada di bulan Ramadhan. Maksiat hanya diharamkan di bulan Ramadhan. Sedekah hanya dianjurkan pada bulan Ramadhan. Al Qur'an hanya wajib dibaca pada bulan Ramadhan. Seolah-olah Allah hanya ada dan disembah di bulan Ramadhan!
KEWAJIBAN TERHADAP AL QUR'ANKewajiban PertamaSering membaca dan menjadikannya Sebagai Wirid HarianKapan terakhir kali Anda mengkhatamkan (menamatkan) bacaan Al Qur'an? Barangkali Anda akan menjawab, "Ramadhan kemarin." Lalu setelah Ramadhan, mushaf Al Qur'an Anda hanya tersimpan di rak-rak buku ditemani debu.Waspadalah, hindarilah, jangan sampai Al Qur'an menjadi saksi bagi Anda di hari kiamat. Ya, saksi yang menerangkan, Anda telah menyia-nyiakannya.Al Qur'an bagi seorang Mukmin laksana air dan udara. Ia tidak akan bisa hidup tanpa mengkhatamkan Al Qur'an ini berkali-kali sepanjang nyawa masih di kandung badan.Mushaf sakuWajarkah kita melihat Kitabullah berada di dalam rak-rak buku dalam kondisi tertutupi debu? Anda bisa sangat terbantu untuk dapat membaca Al Qur'an setiap saat dengan memiliki sebuah mushaf saku yang dapat Anda bawa kemana saja. Jangan pernah melewatkan satu hari pun tanpa membacanya. Bagaimanapun keadaan Anda!Kewajiban KeduaBelajar Membaca Al Qur'anBanyak anak muda yang mengeluh, "Membaca Al Qur'an amatlah sulit! Di sekolah saya tidak pernah belajar bahasa Arab." Kita katakan kepada mereka, "Kalian telah begitu tekun mempelajari bahasa-bahasa asing. Kalian rajin mengikuti kursus-kursus untuk mempelajari bahasa Inggris, Perancis, dan sebagainya. Mestinya kalian lebih tekun mempelajari Al Qur'an, karena yang akan kita pelajari adalah firman Allah سبحانه وتعلى."Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).Beliau juga bersabda,
الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
"Orang yang membaca Al Qur'an dengan pandai, ia akan bersama para pemuka yang agung dan mulia. Sedangkan orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka ia akan mendapatkan dua pahala." (HR. Bukhari dan Muslim).
Subhanallah! Hadits ini mengandung gambaran yang begitu jelas mengenai seseorang yang bersungguh-sungguh dan mati-matian mengeluarkan bacaan-bacaan huruf dengan baik, namun ia tetap kesulitan. Meski begitu, ia tetap memperoleh dua pahala; pahala membaca dan pahala atas kesungguhannya.Sebuah bencanaTapi apa yang kita maksud dengan belajar Al Qur'an? Yang kita maksudkan adalah belajar untuk membaca Al Qur'an dengan bacaan yang tepat tajwidnya. Memanjangkan bacaan yang mad. Mendengungkan bacaan yang ghunnah. Membaca dengan benar pada huruf-huruf yang perlu dibaca secara tarqiq (tipis), tafkhim (tebal), qalqalah (memantul), dan lain sebagainya. Ini semua ada dalam pelajaran tajwid. Dan memang demikianlah Rasulullah صلى الله عليه وسلم dahulu membaca Al Qur'an. Kita pun dituntut untuk membaca Al Qur'an sebagaimana Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dahulu membacanya. Bayangkanlah, huruf-huruf Al Qur'an keluar dari mulut kita seperti ketika lebih dari 1400 tahun yang lalu keluar dari mulut Rasulullah صلى الله عليه وسلم.Tidakkah naif jika Anda melihat seorang remaja yang begitu lancar berbahasa Inggris, namun ia tidak bisa ? Ini betul-betul adalah sebuahUmembaca firman-firman Allah bencana.Kewajiban KetigaMenghayati Setiap BacaanArtinya, jadikan hati Anda tergetar ketika mendengar atau membaca Al Qur'an. Selamilah Al Qur'an seolah-olah Al Qur'an ini sedang diturunkan dan diwahyukan kepada Anda secara langsung.Al Qur'an sebenarnya mudah dan tidak sulit untuk dipahami seperti dugaan sebagian orang. Mayoritas kandungan maknanya sederhana dan cukup jelas. Di sini berbicara mengenai surga, di sana berbicara mengenai neraka. Di sini berbicara mengenai penduduk surga, di sana berbicara mengenai penduduk neraka. Di sini berbicara , dan di sana berbicara mengenai kasih sayang-Nya. AdaYmengenai kekuasaan Allah banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an yang bisa dipahami oleh semua orang tanpa harus merujuk pada buku-buku tafsir.Kewajiban KeempatMengulang-ulang HapalanBerapa banyak ayat dan surah yang kita hapal, namun kemudian kita dilupakan terhadapnya begitu saja? Seseorang misalnya, berkata, "Saya dulu hapal Al Qur'an. Tapi sekarang…!" Yang lain mengatakan, "Saya adalah lulusan sebuah pesantren, tapi saya hanya hapal beberapa surah dalam Juz 'Amma."Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda, "Ulang-ulangilah Al Qur'an ini, sebab demi Zat yang diriku ada di tangan-Nya, Al Qur'an ini lebih mudah lepas dibandingkan lepasnya seekor unta dari tali kekangan." (HR. Bukhari dan Muslim).Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersumpah, sementara Anda masih saja mengatakan, "Dengan sedikit mengulang, saya akan mampu mengembalikan hapalan saya dengan mudah." Al Qur'an itu amatlah mahal dan berharga. Anda harus terus mengulang-ulanginya, sehingga ada tiga aktivitas yang selalu bergantian Anda lakukan; membaca, menghapal, dan mengulanginya. Sungguh tidak layak, jika Al Qur'an ternyata hanya menduduki posisi sampingan dalam hidup Anda.Kewajiban KelimaMengamalkannyaRasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
"Dan Al Qur'an akan menjadi hujjah (bukti) pendukung bagimu, atau menjadi bukti pemberat bagimu." (HR. Ibnu Majah, An-Nasa'i, dan Ahmad).Dari hadits ini, tahukah Anda, kapan Al Qur'an akan menjadi pendukung bagi Anda? Ya, Al Qur'an akan menjadi pendukung Anda manakala Anda selalu menjaganya dan tidak meninggalkannya, dengan rajin membaca,menghapal, atau mengulang-ulanginya, juga dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.Tetapi Al Qur'an akan menjadi bukti pemberat bagi Anda jika Al Qur'an ini hanya ada dalam lidah dan mulut serta tidak pernah terpantul ke dalam sikap dan tingkah laku Anda.Perilaku Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah penjelmaan nyata dari Al Qur'an. Beginilah seharusnya seorang Muslim memahami permasalahan ini. Al Qur'an yang merupakan kitab tuntunan, haruslah betul-betul terealisasikan dalam dalam wujud nyata, di mana ajarannya betul-betul menjelma dalam bentuk seorang manusia.Demi Allah, firman Allah سبحانه وتعلى ini tidak hanya perlu untuk dibaca dan dihapal. Umat Islam telah membacanya selama 1400 tahun yang lalu. Tetapi sangat sedikit yang mau mengamalkan firman Allah سبحانه وتعلى ini dalam praktik dan pelaksanaan nyata.BEGINILAH AL QUR'AN DITINGGALKANSeseorang meninggalkan Al Qur'an dalam enam hal:1. Tidak mendengarkan maupun membacanya.2. Tidak merenunginya dan tidak pula memikirkan kandungan makna-maknanya, juga merenungi maksud Allah سبحانه وتعلى dalam firman-firman-Nya.3. Tidak mengamalkannya.4. Tidak menjadikannya sebagai obat pena-war.5. Tidak menjadikannya sebagai sumber/ rujukan hukum.6. Malu karena Al Qur'an. Misalnya, Anda malu untuk membacanya di tengah-tengah kawan Anda lantaran takut dihina oleh mereka.Allah سبحانه وتعلى berfirman, artinya, "Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya." (QS. Al A'raf: 2).Ya Allah, bagaimana mungkin kita malu karena Al Qur'an?Bandingkan diri Anda dengan enam hal di atas, kemudian tanyakan pada diri Anda, apakah Anda telah menjadi orang yang meninggalkan Al Qur'an? Jika salah satu saja dari enam hal di atas Anda lakukan, maka Anda telah menjadi orang yang meninggalkan Al Qur'an, meskipun dalam persentase yang tidak sepenuhnya. Maka bagaimana jika seluruhnya? Wallahul Musta'an wa ilaihil Musytaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar